Menemukan Tuhan


Tuhan itu dekat. Bahkan lebih dekat dari urat nadi di lehermu.

Begitulah yang tertera dalam kitab suci. Begitulah yang dikatakan oleh orang-orang suci. Orang-orang yang sejak zaman azali telah Tuhan tetapkan untuk bernafas, berjalan dan hidup sepenuhnya di jalan Tuhan. Bagi mereka, mudah sekali untuk menemukan Tuhan. Sebab sejak ruh ditiupkan ke dalam raganya, telah disemayamkan dalam detak pertama jantungnya keagungan nama Tuhan. Selanjutnya, begitu saja, mudah saja, seperti telah digerakkan oleh mesin, bibir mereka --orang-orang suci itu-- selalu basah oleh nama Tuhan.

Tapi bagi orang-orang yang pernah tersesat, orang-orang yang kehilangan jalan, orang-orang yang menyimpan tanda tanya besar akan 'wujud' Tuhan, pertanyaan dimana Tuhan adalah perjalanan panjang yang bahkan kerap menghabiskan seluruh waktu pencariannya. Tak jarang orang-orang itu, harus berjibaku, dengan perang batin dan petualangan yang mencengangkan. Dan ketika sampai pada saat mereka menemukan bahwa Tuhan selalu bersemayam di dalam dirinya, mereka telah sampai di ujung nyawa. Meski demikian, di akhir nafasnya, merekalah yang sesungguhnya paling bahagia.

Mereka adalah para pencari Tuhan. Orang yang dianugerahi jiwa penjemput hidayah. Bukan hanya sekedar menjalankan tradisi dan ritual yang telah ada sejak lahir. Mereka memilih jalan untuk menelusuri keberadaan Tuhan. Mencari kebesaran kuasa Tuhan melalui pertanyaan-pertanyaan yang menggema dalam hatinya. Lalu berjalan menyeruak keramaian orang-orang. Bercampur dengan hitam dan kerasnya kehidupan. Menghirup bau mulut orang mabuk. Berkeliaran dan melanggar aturan.
Meretas jalan terjal yang mungkin menghantarkan dirinya kepada penemuan akan kehadiran Tuhan.

Di saat mereka tenggelam dalam wilayah yang dianggap hitam, justru mereka sesungguhnya tengah meneriakkan nama Tuhan. Tengah berbicara dan memohon, Tuhan temukan aku... Tuhan bawalah aku dalam rengkuhanMu...Tuhan jangan tinggalkan aku.

Berbahagialah mereka yang tidak pernah mengalami, apa yang sering orang sebut sebagai jalan sesat. Namun sejatinya, orang yang pernah tersesat saat mencari kebenaran, yang tersaruk-saruk menemukan Tuhan, adalah mereka yang lebih disayang oleh Tuhan...atas semua yang telah mereka lalui.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar