Mata-mata Maut


Terbaring,
kering,
miring,
suara tak lagi nyaring,
Si Sakit mengaduh, menjerit, mengerang lalu mengaing,
bak anjing merapalkan makian karena dilempar beling.

Di rumah yang penuh oleh penyakit,
maut mengintai.
Dari balik dinding,
seringai 
melunglai
tungkai-tungkai

Desah kesakitan
serbuan suntikan yang menjalar ke vena 
obat-obat yang dijejalkan
suara mesin pemanggil antrian
obrolan ringan orang berjas putih di sela tawa
mata-mata maut 
beringas mencari mangsa

Di pojok sana
aku melihat
seorang tersenyum
dan berkata:
Kau, belum saatnya.


Denpasar, 20 Juni 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar