Audisi Menulis, Siapa Takuut....


Empat Agustus yang lalu, secara tidak sengaja saya menemukan sebuah situs di internet yang mengumumkan penyelenggaraan audisi menulis secara online, terbuka bagi siapa saja. Situs itu adalah sebuah blog milik Mbak Nunik Utami. Seorang penulis buku, writing trainer dan editor lepas yang memulai karirnya di tahun 2006. Saya langsung mendaftar. Bagi saya ini adalah media untuk belajar menulis yang intensif, gratis lagi. Jika saya beruntung, saya akan terjaring sebagai penulis yang akan diberi tutorial secara privat untuk menulis sebuah novel fiksi romance via email. Dan kelak setelah novelnya jadi, akan diterbitkan oleh penerbit Gradien Mediatama. 

Ketika saya mengirimkan email pendaftaran, ekspektasi saya tidak muluk. Saya ingin belajar menulis. Itu saja. Saya tahu audisi ini telah dipersiapkan sebaik mungkin untuk menjaring 5-10 orang yang dianggap berbakat. Dan untuk lolos dari audisi ini saya harus mengalahkan 722 pendaftar lainnya. Selama 4 bulan ke depan setiap minggunya, saya bersama seluruh peserta lainnya akan menerima tugas dari penyelenggara. Siapa yang tidak dapat menyelesaikan tugas sesuai ketentuan, akan langsung gugur.

Menulis sebuah novel adalah sebuah proses yang panjang dan cukup sulit untuk orang yang baru belajar menulis. Ada banyak hal yang harus dipersiapkan. Riset, out line cerita, plot, setting dan semua hal yang menyangkut materi novel itu. Setelah itu mengolah semua persiapan tadi menjadi rangkaian cerita yang mengalir, bernas dan menarik, juga bukan pekerjaan yang mudah. Dari audisi menulis yang diselenggarakan Gradien Mediatama inilah saya akan 'mencuri' ilmunya. 

Mungkin saja saya akan langsung tumbang pada tugas perdana. Tapi setidaknya, saya telah belajar sesuatu dari ajang ini. Sekecil apapun ilmu yang saya dapat dari situ, bisa saya pastikan besar manfaatnya untuk proses kreatif saya. Dan tugas perdana itu telah selesai saya setorkan hari ini pada pukul 08.36 WITA, dua jam dua puluh empat menit sebelum tenggat terakhir. 

Ketika saya bilang kepada teman saya, bahwa saya sedang iseng mengikuti audisi menulis, sesungguhnya saya sedang serius menulis tugas saya. Gimana nggak serius, tugas saya itu ternyata mengharuskan saya benar-benar belajar. Bukan sekedar menulis mengikuti kata hati seperti biasanya. Menarasikan senja dan mendeskripsikan cinta. Itulah tugas perdana saya. Simpel, tetapi ketika saya mengerjakannya ternyata tak sesimpel kelihatannya. 

Baiklah, email tugas saya sudah dikirim. Mari menunggu, apakah saya sudah mengerjakan tugas saya dengan benar. Sehingga saya lolos dari ancaman eliminasi di minggu pertama audisi ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar