Tentang Hati


Ada apa dengan Hati? Apakah membahas hati ada kaitannya dengan presiden PKS yang sedang terlibat perkara korupsi sehingga membuat sebagian orang ketar-ketir dan sebagian lagi tertawa dan menganggapnya  kisah satir? Ataukah perlu membincangkan hati, sebab urusan hati yang jikalau galau bisa membuat artis pujaan para gadis dan janda muda sekelas Rafi Ahmad tersandung kasus narkoba? Mungkin jugakah hati perlu dibicarakan secara diam-diam, karena menyangkut hati, seorang paling saleh pun bisa menduakan cinta.

Hati bukan sekedar segumpal daging yang bertumbuh dan memberi denyut kehidupan pada sebatang tubuh yang tengah menelusuri usia. Hati adalah pangkal sikap. Tempat dimana seorang manusia patut bertanya apakah sesuatu yang ia lakukan sudah sesuai dengan tuntutan hati nurani. Meski pada kenyataannya, hati sering kali terabaikan oleh kepentingan-kepentingan sesaat. Yang justru malah membuat seseorang tersesat.

Saya, tergugah dengan judul ini tadi pagi. Judul yang diberikan oleh seorang teman penulis muda dari Pematangsiantar. Bersamanya, saya mencoba mengerjakan project menulis buku Kumpulan Cerpen sejak Maret 2012 lalu. Kini setelah menunggu hampir setahun lamanya, akhirnya draft Kumpulan Cerpen itu selesai dikerjakan, tinggal memolesnya di sana sini untuk sentuhan akhir, mungkin Maret 2013 ini buku Kumpulan Cerpen yang diberi tajuk Tentang Hati ini, akan bisa rilis.

Kumpulan Cerpen ini hanya kumpulan cerpen cinta. Sama sekali tidak membahas korupsi, narkoba atau selingkuhnya seorang religius. Namun jelas tergambar pada cerpen-cerpen yang terkumpul dalam buku ini, bahwa hati menjadi patokan seseorang untuk bersikap. Ketika cinta kemudian meleset dari pijakan jalan yang seharusnya, maka terjadilah prahara. Sebaliknya jika cinta teguh menelusuri jalan kebaikan, maka ketenangan hidup akan tercapai.

Hanya saja, terkadang, cinta tidak sesederhana itu. Urusan cinta kadang serumit hidup itu sendiri. Hingga pernah saya mendengar orang berkata: "Mati itu mudah dan menentramkan, hidup itu sulit dan rumit." Tapi itu tak sepenuhnya benar juga, bukan?

Singkatnya, bagaimana berurusan dengan hati, jelas-jelas akan menentukan seperti apa hidup kita akan kita jalani. Entah itu saat kita berhadapan dengan setumpuk uang yang siap dikorupsi, atau satu dua linting ganja untuk kita sesap saat beban stress bergumul di kepala, atau sekedar menolak satu senyum yang menggoda jiwa yang bisa menafikan cinta seseorang yang sudah sekian lama mengorbankan hidupnya untuk kita...

Semua tergantung kita. Tergantung hati kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar