Saat itu
hujan sedang berkunjung
Di tengah
desau sabana yang kering dan parau
Kecipak
belalang di dahan ilalang menempiaskan butirannya yang berkilau
Kau berdiri
di ujung lekuk bukit yang landai
Melangkahkan
kaki berbekal seulas senyum yang kau reka sejak pagi
Lalu kita
bertemu dan berpisah kembali
Setelah kucecap
bibirmu berulang kali
Dalam hati
Kemarin dulu
gerimis datang lagi
Menuntunku
menelusuri aroma tanah basah yang kau sisakan
Ketika ujung
sepatumu menjejakkan tapak pada lukisan hujan
Aku mencium
bau lelaki dari semilir angin yang sepertinya tak mau pergi sejak itu hari
Kuhisap
kuhirup kualirkan bersama rinai hujan yang menelusup di pori-pori
Dirimu bersenyawa
dalam geletar nadi
Aku merasa
mencintaimu lagi
Tetiba hujan
jatuh begitu saja
Seperti
paham betapa rindu bergulung-gulung membuncah-buncah rasa
Dadaku basah
oleh air mata lalu kuputuskan untuk menyamarkannya dari pandangan orang
Kilat berkelebat
jauh di tepi cakrawala sewaktu rambutku basah
Pundakku basah
punggungku basah pinggulku basah tungkaiku basah
dan telapak
kaki dalam sepatuku basah
Aku terseok
seraya menyajakkan asmara yang ditikam duka
Hujan membeberkan
kenangan di genangan yang meluap-luap di comberan
Esok lusa
hujan kan kembali lagi
Aku masih
saja bergelut kenangan yang bergeming
Diantara bau tubuhmu yang meruap, jejak tanah basah dan sederet puisi
ini salah satu isi bukunya kah?
BalasHapusini salah satu isi bukunya kah?
BalasHapusBukan, Mbak. Ini cuma coretan galau ajah :)
HapusNice nice nice, galau aja begini, gimana kalo gila, qkqkqkqk becande
BalasHapusKalo gile, mungkin bisa jadi buku best seller...hehehehe.
Hapusok ok ok, ditunggu di toko buku sesegera mungkin
BalasHapus