Hujan dan Kenangan Tentangmu





Saat itu hujan sedang berkunjung
Di tengah desau sabana yang kering dan parau
Kecipak belalang di dahan ilalang menempiaskan butirannya yang berkilau
Kau berdiri di ujung lekuk bukit yang landai
Melangkahkan kaki berbekal seulas senyum yang kau reka sejak pagi
Lalu kita bertemu dan berpisah kembali
Setelah kucecap bibirmu berulang kali
Dalam hati

Kemarin dulu gerimis datang lagi
Menuntunku menelusuri aroma tanah basah yang kau sisakan
Ketika ujung sepatumu menjejakkan tapak pada lukisan hujan
Aku mencium bau lelaki dari semilir angin yang sepertinya tak mau pergi sejak itu hari
Kuhisap kuhirup kualirkan bersama rinai hujan yang menelusup di pori-pori
Dirimu bersenyawa dalam geletar nadi
Aku merasa mencintaimu lagi

Tetiba hujan jatuh begitu saja
Seperti paham betapa rindu bergulung-gulung membuncah-buncah rasa
Dadaku basah oleh air mata lalu kuputuskan untuk menyamarkannya dari pandangan orang
Kilat berkelebat jauh di tepi cakrawala sewaktu rambutku basah
Pundakku basah punggungku basah pinggulku basah tungkaiku basah
dan telapak kaki dalam sepatuku basah
Aku terseok seraya menyajakkan asmara yang ditikam duka
Hujan membeberkan kenangan di genangan yang meluap-luap di comberan

Esok lusa hujan kan kembali lagi
Aku masih saja bergelut kenangan yang bergeming
Diantara bau tubuhmu yang meruap, jejak tanah basah dan sederet puisi

6 komentar:

  1. Balasan
    1. Bukan, Mbak. Ini cuma coretan galau ajah :)

      Hapus
  2. Nice nice nice, galau aja begini, gimana kalo gila, qkqkqkqk becande

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalo gile, mungkin bisa jadi buku best seller...hehehehe.

      Hapus
  3. ok ok ok, ditunggu di toko buku sesegera mungkin

    BalasHapus