Lupa Luka


Angin berkesiur tajam membesut luka hingga perih kian gigil
Laju cahaya dan peluru kata yang kau tembakkan melesak berdesing
Luluh membeku dan batu yang memberati kepalaku berderak berteriak
Melesat berlari pun tak kunjung jauh dari rasa sakit itu

Sedetik saja
Ada sekelebat murka singgah dan tertawa bak durjana
Seperti hendak menuntunku menuju neraka
Aku mengelak dan menolak
Sebab yang kurindukan adalah damai nirwana

Aku teringat lupa
Tetiba ia demikian kuinginkan kehadirannya
Untuk merawat luka agar tak merambah kemana-mana

Dengannya aku bisa menguarkan gigil dan pening
Hanya dengan lupa sebuah luka bisa kering
Kini kupeluk lupa dan lukaku tanpa geming
Hening


Tidak ada komentar:

Posting Komentar