Santri Pondok Pesantren Baitul Hikmah yang pendiam dan pemalu ini, sangat menyukai puisi. Antusiasmenya terasa kental sekali semenjak pertemuan pertama. Saat ini dia masih duduk di bangku MTsN Waikabubak kelas VIII. Saya rasa jika dia tekun dan terus melatih keterampilannya menulis puisi, dia bisa menjadi penulis puisi yang gemilang.
Di Balik Purnama Yang Indah
Hai bulan
purnama yang begitu indah dan damai
Bersinar
terang menyinari bumi nan permai
Bintang-bintang
berkedip menyapa
Bercahaya
yang indah bak indah permata
Terlepas aku
dalam relung kegelisahan
Tersenyum
lirih seperti angin kesunyian
Terhanyut
aku dalam kesendirianku
Tangisan
perih bertempat abadi di situ
Pandangan Pertama
Wajahmu yang kulihat pertama kalinya
Kini ku tak tahu dikau di mana
Terkadang bayangan wajah sang kekasih menyelinap di ingatan
yang diterpa kesepian
Karna ku tinggalkan
sebab ia tahu terhadapnya ku ungkapkan pertama kali
Di relung hati rasa perih
yang ia sandarkan sebelum dan sesudahku
peristiwa pertama yang indah dengannya selalu ku kenang
sampai ku tiada dan kau akan kesepian
seperti yang kubayangkan
Pandangan Pertama
Wajahmu yang kulihat pertama kalinya
Kini ku tak tahu dikau di mana
Terkadang bayangan wajah sang kekasih menyelinap di ingatan
yang diterpa kesepian
Karna ku tinggalkan
sebab ia tahu terhadapnya ku ungkapkan pertama kali
Di relung hati rasa perih
yang ia sandarkan sebelum dan sesudahku
peristiwa pertama yang indah dengannya selalu ku kenang
sampai ku tiada dan kau akan kesepian
seperti yang kubayangkan
tidak disangka sam ana eeee
BalasHapussaat ku sapa untuk menjawab sebuah pertanyaan dalam sebuah kajian, dengan memplesetkan namanya sambil mengingat nama seorang artis : Ayo Emilia Contesa, jawab ! dan dia selalu bisa,,,, moga sukses buatmu nak dan orang orang yang Allah titipkan kepedulian kepadamu....
BalasHapus