Puisi Andriyani


Tergores Luka
Andriyani dan Siti Erna

Deraian titik-titik terakhir musim penghujan
Basah menelusuri cercahan tanah dan ranting pepohonan

Dedaunan melambai bersesah garis-garis matahari
Terpanah oleh bola matamu sinar dadu menyerobot pelangi

Memecah dalam gunung bukit lubang tergores luka
Tak berseri mengitari angkasa sebagai pesan dan kata

Putaran dalam kubus yang terlukis untukmu
Nyanyian sembilu berhias kekal di situ


Penantian

Terlukis kerinduan pada benakku
Setelah melewati kisah-kisah bersamamu

       Kau kunang-kunang kecil
       Menelusuri gelapnya hati
       Bergegas pergi
       Kesetiaan hati

Kini rindu menyiksa batin
Teringat kenangan kita bersama

       Di manakah kau berada
       Ku menanti kehadiranmu

Cemburu yang slalu memburu
Mendesah hati gelisah

       Kesunyian yang selalu menyiksa
       Kesendirian yang kini jadi derita

Kembalilah kau dalam pelukanku
Takkan kubiarkan kau pergi untuk kedua kali



Penyesalan di Akhir Masa

Dalam kesendirian
Terpuruk dalam kegelapan
Meringis dalam tangisan
Penantian tak kunjung datang

Kekasih yang kini kudambakan
Pergi meninggalkan sejuta harapan

Dimana engkau kini
Menunggu seorang diri

Terlintas dalam pikiran
Melepas dirimu sayang

Pahit
Senang
Pedih kurasa
Kegagalan jadi derita

Lepas pergi kenangan itu
Bagai angin lalu

Biar sakit merobek hati
Doa selalu menyertai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar