Setumpuk Malu

dialog dengan Tuhan
:
aku datang lagi dengan setumpuk malu
mengapa dirimu harus malu? Aku selalu menunggu kunjunganmu
tidakkah Engkau segan dan jemu, sebab aku bukan pengikutmu yang setia?
Aku terlampau mencintai makhlukKu untuk bisa segan dan jemu
bagaimana mungkin aku bisa mengadu dan menadahkan tangan ini dengan segala keluhuranMu itu
sebab Aku menginginkannya sedemikian rupa, setiap kali kau remuk hancur dan tak berdaya
Engkau sudah tahu
ya, meski begitu aku tetap ingin kau menyedu padaku
Tuhan
ungkaplah, Aku selalu ada untuk semua umatKu
aku tak kuasa berkata, kecuali melalui deraian air mata
maka menangislah, pundakKu tak pernah alpa bagi siapa yang memerlukannya



Tidak ada komentar:

Posting Komentar