Puisi Nur Choiriyah

Puisi pertamanya mencuri hati saya. Untuk seorang gadis kecil yang mungkin baru bersentuhan sekali itu dengan puisi, sepotong diksinya yang menyempil dalam sajak tentang hujan sungguh sangat magic. Santri yang juga siswi MTsN Waikabubak ini punya bakat alam. 

Tinggal, apa dia mau melatih secara simultan kemampuan menulisnya atau tidak. Kita akan lihat, mungkin tidak lama lagi puisi-puisi indah lain akan lahir dari goresan tangannya. Semoga..



Pohon-pohon Tumbang

Tertuang air yang membasahi tumbuhan
Bersama goyangan angin yang menerpa

Goyangan-goyangan penerpaan pohon
Membuatnya jatuh dan tumbang

Bagaikan kayu terpotong oleh parang
Dan membuat kata-kata terbius tidur

Burung pun serasa pecah seperti beling berceceran
Kering membekas dan menggores bau


Desahku

Andai ku serupa burung
ku kan terbang sesukaku
       andai ku serupa kumbang
       Ku kan hinggap di sisimu
ku kan merayu, oh dirimu
Kini, hanya desahan semata
       Meminta-minta tak jua dihiraukan
       Ku lelah, ku tak tau harus berbuat apa
       Hanya tetesan bening yang slalu menyejukkanku

hati yang telah putus...



Tidak ada komentar:

Posting Komentar