Tugu Peringatan

hidup dengannya
bercengkrama dan kemudian menangis bersama
aku menertawakan kehadirannya yang tak kupinta
tapi kemudian ku elu-elukan
sebab di detik lain kusadari ia tidak datang tanpa sebuah amar
dari langit tertinggi tempat asal catatan sejarah suci
ia menjadi tugu peringatan
agar aku tak kebablasan
ia dikirim sebagai sinyal penanda
yang pada akhirnya akan memekikkan kematian
jika aku abai dan bersikeras menafikan iman
aku harus hidup dengannya
yang mencengkeram maut di tangan kanannya
dan membelai hati dengan tangan kirinya
mungkin tidak lama
pisau tajam akan mengenyahkannya
atau
rohku lah yang berpisah raga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar