Tanggung Jawab Suami Istri



 Melangsungkan pernikahan adalah harapan dan niat yang wajar dan sehat dari setiap anak muda dan remaja dalam masa perkembangannya. Pengalaman dalam kehidupan menunjukkan bahwa membangun keluarga itu mudah, namun memelihara dan membina keluarga  hingga mencapai taraf kebahagiaan dan kesejahteraan amatlah sukar. Dalam perjalanan rumah tangga ternyata banyak dijumpai goncangan dan cobaan disebabkan oleh berbagai alasan, sampai-sampai pernikahan yang diharapkan menjadi sumber kebahagiaan dan kedamaian ternyata hancur lebur  dalam perjalanan. Walaupun usia pernikahan masih tersa singkat, hanya semusim bunga atau seumur jagung.


Bila dilihat dari kejauhan, memang pernikahan tampak menyenangkan. Tetapi bila telah merasakan sendiri selangkah demi selangkah, akan terasa kenyataan yang sesungguhnya. Bila dalam resepsi pernikahan, tempat duduk dan tempat tidur pengantin dihias sedemikian rupa dengan kain nan indah, bunga nan cantik dan harum-haruman yang menggairahkan, maka dari hari ke hari akan terlihat sedikit demi sedikit kesulitan hidup, perbedaan pendapat dan tekanan-tekanan yang dapat mengakibatkan biduk rumah tangga oleng berjalan, bahkan dapat menabrak kerasnya batu karang perpisahan.

Untuk itu diperlukan pengetahuan bagi juru mudi dan juru kendalinya, yakni suami istri. Sebab pernikahan sangat memerlukan persyaratan yang sangat mendukung tercapainya tujuan pernikahan yaitu pernikahan yang sejahtera, bahagia lahir batin.

Dalam rumah tangga Islam, seorang suami istri mempunyai hak dan kewajibannya masing-masing. Hak dan kewajiban tersebut menjadi tanggung jawab keduanya untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi melestarikan pernikahan dan memperoleh hubungan yang harmonis sepanjang hayat.


Tanggung jawab istri kepada suaminya.

1. Ketaatan istri kepada suaminya.
Seorang istri wajib taat kepada suaminya, selagi tidak diperintahkan dalam kemaksiatan, karena menaati makhluk untuk bermaksiat terhadap sang Khalik adalah perbuatan mungkar. Hak kepemimpinan suami telah ditetapkan oleh Allah, “kaum lelaki adalah pemimpin kaum wanita” (an Nisaa'; 34)

2. Menjaga kehormatan.
Seorang istri tidak boleh mengizinkan laki-laki lain masuk ke dalam rumah, kecuali setelah mendapatkan izin dari suaminya.

3. Menjaga harta suaminya
Istri mempunyai tanggung jawab menjaga harta suaminya. Ia tidak boleh menggunakan atau membelanjakannya kecuali atas izin sang suami. Begitupun istri tidak boleh membelanjakan harta yang diamanahkan suaminya kepadanya secara berlebih-lebihan.

4. Berhias untuk suami.
Seorang istri harus sering berhias untuk suaminya agar sang suami tidak tergoda untuk     terjerumus dalam tindakan yang dilarang agama. Diantara nasihat Nabi kepada kaumnya     adalah ketika suami hendak keluar rumah atau bepergian jauh, hendaknya ia berpamitan kepada istrinya dan memberitahukan kepada istrinya kapan ia akan kembali, sehingga sang istri dapat mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan suaminya.   

5. Menata rumah tangga.
Diantara tanggung jawab istri adalah mengatur rumah tangga. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW saat menikahkan Fatimah dengan Ali Bin Abi Thalib ra,“ Kamu bertanggung jawab terhadap urusan luar rumah, sementara kamu Fatimah bertanggung jawab terhadap urusan dalam rumah”

6. Menemani suami.
Jika istri diminta untuk menemani suami bepergian, kerja atau kerja sosial, maka istri harus mau menemani suami, kecuali jika dalam hal kemaksiatan. Nabi sering mengajak istri-istri     bepergian dalam berbagai keperluan, termasuk beribadah dan silaturrahmi.

7. Melahirkan dan merawat anak
Melahirkan adalah kodrat wanita, dan menjadi harapan setiap wanita. Allah telah     menetapkan bahwa dari kaum wanitalah lahir generasi penerus kita.
“Allah SWT telah menjadikan bagi kamu istri-istri dari jenismu sendiri dan menjadikan bagimu dari istri-istri kamu, anak-anak dan cucu-cucu.....” Qs An Nahl;72.
Istri tidak boleh menghindari kehamilan kecuali terpaksa dan dalam keadaan yang dibenarkan oleh syariat.

8. Memberikan nafkah untuk rumah tangga apabila dibutuhkan.
Terkadang kehidupan berubah menjadi sulit, sementara kebutuhan rumah tangga tetap harus     dipenuhi, pada saat demikian Islam menganjurkan kepada wanita untuk memberikan harta     yang dimilikinya guna memenuhi kebutuhan rumah tangga yang belum tercukupi oleh hasil     nafkah suami. Para ahli fiqh bahkan membolehkan istri memberi zakat kepada suami yang  membutuhkan, bilamana istri mempunyai harta sementara suami miskin, karena hal tersebut selain bernilai ibadah juga dapat mempererat hubungan antara keduanya.


Tanggung jawab suami kepada istri

1. Membantu istri mempelajari agama dan taat kepada Allah.
Diantara hal-hal yang menjadi tanggung jawab suami kepada istri adalah membantu istri, membimbing istri untuk beribadah kepada Allah,membimbing istri untuk mempelajari agama baik secara langsung dilakukan oleh suami maupun melalui majlis-majlis ta'lim dan menasehatinya dengan penuh hikmah dan tutur kata yang lembut.

2. Menggauli istri dengan baik.
Seorang suami wajib menggauli istrinya dengan baik. Baik dalam urusan ranjang maupun     dalam kehidupan sehari-hari. Tidak diperkenankan suami utnuk berlaku kasar dan menyakiti     hati istrinya. Karena sesungguhnya, menurut Nabi SAW,
Seorang mu'min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik budi pekertinya. Sebaik-baik kamu adalah yang paling berbuat baik terhadap keluarganya.”

3. Memberi nafkah secukupnya.
Ajaran Islam menetapkan bahwa suami bertanggung jawab utnuk menafkahi istrinya. Hal ini     berdasarkan Firman Allah SWT,
“Para Ibu hendaknya menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang     ingin menyempurnakan penyusuan. Dan Kewajiban ayah memberi makan dan pakaian     kepada     para ibu dengan cara yang ma'ruf”. Qs Al Baqarah; 233
   
4. Memenuhi kebutuhan batin istri.
Salah seorang dari suami atau istri tidak diperkenankan untuk menghalangi yang lainnya     untuk memenuhi hak berhubungan intim. Terkadang dalam hal ini istri seringkali merasa bahwa berhubungan adalah kewajiban istri terhadap suami. Yang sebenarnya, ada hak dan  kewajiban masing-masing pihak untuk memenuhi dan melayani keinginan berhubungan intim.

5. Menjaga kehormatan dan perasaan istri.
Kewajiban yang harus selalu diperhatikan olah seorang suami adalah menjaga kemuliaan     istri dari hal-hal yang menyebabkan kehormatannya dihina atau direndahkan sebagai     manusia. Sang suami harus menjauhi sikap dan perkataan yang bisa melukai perasaan istri dan berusaha sekuatnya untuk tidak mengingkari janji bersama yang diucapkan pada saat menikah.
Rasulullah pernah ditanya oleh sahabatnya; “apa hak istri yang wajib kita penuhi?”, Rasulullah menjawab; “kamu memberi makan kepadanya jika kamu makan, kamu memberi pakaian jika kamu     berpakaian. Jangan kamu pukul ia, jangan kamu cela ia! Dan jangan kamu pisah ranjang kecuali di dalam rumah”

6. Melipur lara istri.
Ajaran Islam sangat menganjurkan agar suami selalu mengajak istri untuk bercanda,     bermain dan menghibur istri. Rasulullah banyak memberikan contoh praktis dalam     kehidupan keluarganya, seperti ketika pada suatu hari ada sekelompok orang melakukan     atraksi dengan bermain perisai. Nabi bertanya kepada Siti Aisyah: Apakah engkau ingin melihatnya? Ya,  jawab Siti Aisyah, maka Nabi kemudian menempatkan Sisti Aisyah di belakang beliau sampai menempel pipi keduanya. Dan setelah bosan merekapun pergi.

7.  Membantu Istri dalam melaksanakan tanggung jawab rumah tangganya.
Islam mewajibkan suami untuk membantu istri dalam kapasitasnya sebagai ibu rumah     tangga.
Siti Aisyah pernah ditanya; 'Apa yang dilakukan Rasulullah di rumah?” Ia     menjawab: “Beliau membantu pekerjaan rumahku”. Bahkan Rasulullah pernah menjahit     bajunya sendiri dan memperbaiki sandalnya.
Tindakan suami yang seperti ini akan mempererat ikatan dan rasa kasih sayang diantara suami istri, selain itu suami akan mendapat pahala dari Allah.

8. Membantu istri untuk berbakti kepada orang tuanya.
Seorang suami harus menbantu  dan menganjurkan istri untuk berbakti kepada orangtuanya     dan mempererat silaturrahmi dengan orangtuanya. Dalam rumah tangga suami memang diberikan hak untuk ditaati dan didengar perintahnya, ia juga mempunyai hak untuk  melarang melakukan sesuatu. Akan tetapi dalam masalah ini suami berkewajiban mendorong istrinya untuk menjalin silaturrahmi dan berbakti kepada orangtuanya.


Demikian diantara hak dan kewajiban suami istri yang harus dilaksanakan dalam kehidupan berumah tangga. Kelalaian salah satu pihak  sedikit saja dapat menjadi bibit ketidak harmonisan hubungan suami istri. Seorang Ulama pernah berkata;” Bahagiakanlah istrimu maka ia akan membahagiakan kamu, demikian pula bahagiakan suamimu maka ia akan membahagiakan kamu.”

2 komentar:

  1. memang benar jika istri disuruh berhias untuk suami,tapi suami berhias untuk istri,bagaimana,juga mengenai tugas rumah tangga,jika membantu saja,apakah artinya suami tidak boleh memasak sendirian,tapi istri boleh ?

    BalasHapus
  2. memang benar jika istri disuruh berhias untuk suami,tapi suami berhias untuk istri,bagaimana,juga mengenai tugas rumah tangga,jika membantu saja,apakah artinya suami tidak boleh memasak sendirian,tapi istri boleh ?

    BalasHapus